Melanjutkan kesuksesan forum sebelumnya, Indonesia Civil Society Forum keempat ini akan diselenggarakan pada tanggal 14 dan 15 Juni 2023, dengan tema Mempertahankan Masyarakat Sipil di Indonesia: Ruang Sipil, Kapasitas, dan Keberlanjutan. Sekitar 250 peserta dan narasumber dari berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat bergabung dalam acara ini dan berbagi pemikiran, perspektif, pengalaman, dan pembelajaran. Para peserta akan terlibat dalam diskusi tentang ruang sipil dan kapasitas serta keberlanjutan masyarakat sipil Indonesia di tingkat nasional dan daerah. ICSF 2023 diselenggarakan oleh FHI 360/MADANI, INDIKA Foundation, dan Komite Pengarah (Steering Committee) yang terdiri dari para ahli OMS dari para mitra pembangunan dan masyarakat sipil Indonesia. Komite Pengarah bertanggung jawab langsung untuk merencanakan acara, mengidentifikasi topik dan pembicara, dan menyediakan pendanaan secara kolektif. OMS Indonesia menjadi tuan rumah diskusi-diskusi kelompok.
Setelah diselenggarakan secara daring selama dua tahun terakhir dikarenakan pandemi COVID-19, ICSF 2023 akan kembali diselenggarakan secara tatap muka di sebuah hotel di Jakarta pada tanggal 14 dan 15 Juni. Acara akan menjadi mengkombinasikan para pembicara utama, diskusi panel, dan diskusi kelompok. ICSF didesain khusus dan dengan mempersiapkan solusi-solusi teknis untuk memastikan acara akan berlangsung interaktif, kolaboratif, dan partisipatif.
Hari pertama akan fokus kepada demokrasi inklusif dan ruang sipil di era pasca-Reformasi. Sementara banyak negara mengalami tantangan besar dalam mengelola demokrasi mereka, yang mengarah pada peningkatan intoleransi, ketegangan sosial, dan pemerintahan yang otoriter, Indonesia tidak terlalu terpapar oleh populisme dan pemerintahan yang tidak demokratis. Secara umum masyarakat Indonesia terus mendukung demokrasi dan otonomi daerah. Namun, seperti yang dicatat oleh para peserta di ICSF 2021 dan 2022, negara ini tidak kebal terhadap kemunduran demokrasi, seperti yang dibuktikan dengan skor tersendat maju dalam beberapa indeks demokrasi global. Peningkatan kebangkitan ‘’uncivil society’’ dan tantangan yang mengarah pada stagnasi demokrasi terhadap kebebasan berserikat dan berekspresi telah terjadi. Para pembicara di ICSF 2022 menyoroti meningkatnya radikalisme agama dan chauvinisme sosial, yang keduanya merupakan penyebab intoleransi sosial. Untuk menghindari kemunduran, Indonesia harus menjaga integritas lembaga-lembaga demokrasi dan dukungan rakyat terhadap praktik-praktik demokrasi, seperti pemilihan umum yang teratur di semua tingkatan dan bentuk-bentuk partisipasi warga negara yang efektif untuk memastikan suara-suara warga negara didengar dalam pembuatan kebijakan.
Hari pertama akan menampilkan sambutan utama oleh Profesor Yasonna H. Laoly (masih akan dikonfirmasi lebih lanjut), Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Ibu Bivitri Susanti, Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera; sebuah diskusi panel dengan pembicara terkemuka ; dan sesi diskusi kelompok. Diskusi panel dan diskusi kelompok akan menyoroti praktik-praktik terbaik dan mendiskusikan berbagai aspek tantangan dan peluang bagi masyarakat sipil untuk memperkuat demokrasi, yang mencakup topik-topik seperti menghadapi ruang gerak yang semakin menyempit bagi OMS, inisiatif membangun perdamaian, persiapan masyarakat sipil untuk Pemilu 2024, dan melindungi kelompok yang terpinggirkan.
Marketplace dan makan malam bagi masyarakat sipil untuk berjejaring akan diselenggarakan pada malam hari, di tanggal 14 Juni.
Hari kedua akan fokus pada kapasitas dan keberlanjutan organisasi masyarakat sipil. Sejak reformasi demokrasi dan desentralisasi pada tahun 1998, OMS di Indonesia telah berkontribusi sekaligus mendapatkan manfaat dari pencapaian-pencapaian penting dalam demokrasi. Dalam demokrasi, kelompok-kelompok masyarakat sipil menjunjung tinggi penghormatan terhadap hukum, hak-hak individu, dan hak-hak kelompok lain untuk mengekspresikan kepentingan dan pendapat mereka, termasuk toleransi dan memfasilitasi kemajemukan dan keberagaman. Namun, selama sepuluh tahun terakhir, masyarakat sipil di Indonesia mengalami stagnasi dan berkembangnya bentuk-bentuk baru politik populis. Banyak OMS yang berjuang untuk menjawab tantangan zaman, seperti misinformasi, fragmentasi, dan polarisasi sosial.
Seperti yang dibahas di ICSF 2022, masyarakat sipil – yang dipimpin oleh generasi baru – harus beradaptasi dan mengambil tindakan baru dengan memanfaatkan bentuk-bentuk komunikasi massa dan platform media sosial yang modern, agar lebih mencerminkan masyarakat sipil di tahun 2020-an. Agar masyarakat sipil dapat mengurangi kemunduran demokrasi di Indonesia, OMS nasional dan sub-nasional harus terus membangun kapasitas, termasuk dalam hal keberlanjutan pendanaan yang masih sulit dipahami oleh banyak , terutama di tingkat daerah.
Hari kedua, 15 Juni akan menyajikan sambutan utama oleh Nani Zulminarni, Direktur Regional ASHOKA Asia Tenggara, diskusi panel dengan para pembicara terkemuka, dan diskusi kelompok. Diskusi panel dan diskusi kelompok akan menyoroti praktik-praktik terbaik dan mendiskusikan berbagai aspek tantangan dan peluang bagi masyarakat sipil di Indonesia, yang mencakup topik-topik seperti peningkatan keberlanjutan pendanaan OMS, inovasi teknologi dan media sosial, mobilisasi sumber daya untuk OMS, membangun koalisi lintas-sektor, serta peran kaum muda.
ICSF 2023 akan ditutup dengan pokok-pokok pikiran hasil dari diskusi panel dan kelompok, langkah-langkah dan bentuk kolaborasi selanjutnya, dan penjelasan mengenai masa depan ICSF setelah USAID MADANI berakhir.
Pada sesi terakhir sebelum ICSF ditutup, penyelenggara ICSF akan mengumpulkan semua peserta untuk menghasilkan rangkuman atas poin-poin utama dari diskusi dan rekomendasi aksi-aksi untuk
ditindaklanjuti paska ICSF.
Dokumen presentasi di sini:
- Presentasi PUSAD “Dampak Intoleransi Sosial” di ICSF 2023, 14 Juni, Bahasa
- Presentasi LSI “Sikap terhadap Intoleransi sosial” di ICSF 2023, 14 Juni, Bahasa
Dokumen rinci dapat ditemukan di sini:
- Agenda dalam bahasa Inggris dan Indonesia
- Ringkasan ICSF 2023 dalam bahasa Inggris dan Indonesia
- Sesi Singkat untuk Diskusi Panel hari pertama Demokrasi Inklusif dan Ruang Sipil di Era Pasca-Reformasi dalam bahasa Inggris dan Indonesia
- Sesi Singkat hari kedua Kapasitas dan Keberlanjutan Masyarakat Sipil di Era Pasca-Reformasi dalam bahasa Inggris dan Indonesia
- Panduan dan ikhtisar terperinci untuk Diskusi Panel dalam bahasa Inggris dan Indonesia
- Panduan dan rundown detail untuk Diskusi Kelompok dalam bahasa Inggris and Indonesia.
Sesi Singkat untuk sepuluh Sesi Diskusi Kelompok dalam Bahasa Indonesia