BerandaRuang BeritaCerita dari LapanganMasyarakat Sipil Gunakan Lalat Tentara Hitam untuk Atasi Masalah Sampah Domestik Kota Palopo

Masyarakat Sipil Gunakan Lalat Tentara Hitam untuk Atasi Masalah Sampah Domestik Kota Palopo

Nov 30, 2022

Dengan dukungan USAID MADANI, masyarakat sipil di Kota Palopo (Sulawesi Selatan) telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sampah domestik kota, yang telah lama menjadi masalah di masyarakat.
Anggota forum multi-pemangku kepentingan lokal, Mappacing, belajar membuat wadah pengolahan yang membantu mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk cair, kompos, dan protein untuk pakan ternak.

Anggota forum multi-pemangku kepentingan lokal, Mappacing, belajar membuat wadah pengolahan yang membantu mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk cair, kompos, dan protein untuk pakan ternak.

Dengan mendorong warga di semua tingkatan untuk berpartisipasi dalam dialog dan mengadvokasi pendekatan yang efektif dan lebih berkelanjutan terhadap pengelolaan sampah rumah tangga, mitra masyarakat sipil MADANI telah memperkenalkan inovasi, yang sekarang sedang dilembagakan, dan dipromosikan oleh pemerintah daerah, yang akan berfungsi untuk mengurangi masalah pengelolaan sampah dan meningkatkan ekonomi lokal.


Dalam masyarakat berkembang, pengelolaan limbah semakin menantang, dan pengolahan yang tidak tepat membawa konsekuensi berat bagi ekonomi, lingkungan, dan kesehatan masyarakat. Selama bertahun-tahun, Palopo telah mencoba berbagai solusi tentang bagaimana mengelola 70 ton sampah rumah tangga setiap hari, dimana hanya 60% yang dapat didaur ulang dengan cara konvensional – sisanya dibuang atau dibakar. Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo, rumah tangga menyumbang 40% dari total sampah yang dihasilkan dan tempat pembuangan akhir (TPA) kota hanya dapat menerima sebagian kecil dari sampah tersebut.


Situasi ini mendorong Yayasan Bumi Sawerigading (YBS), organisasi masyarakat sipil (OMS) mitra MADANI di Palopo, untuk membantu mencari solusi atas permasalahan sampah di kota tersebut. Agar dampaknya meningkat, YBS melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan utama lokal lainnya sebagai elemen penting dalam pendekatan mereka. Pada September 2020, YBS melibatkan pemerintah, masyarakat sipil, dan akademisi dalam Mappacing – simpul belajar multi-pemangku kepentingan yang mereka buat dengan bantuan MADANI. Bersama-sama, mereka telah mengembangkan program daur ulang menggunakan lalat tentara hitam (BSF), yang dapat digunakan sebagai pengolahan biowaste yang mengubah sampah organik menjadi pupuk cair, kompos, dan protein untuk pakan ternak. YBS telah mengujicobakan metode ini beberapa tahun yang lalu di beberapa wilayan dan melihat potensi nilai ekonominya. Budidaya larva BSF tidak hanya berguna untuk mengurangi sampah di TPA, tetapi juga sebagai peluang bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat, karena larva yang telah dikeringkan memiliki harga yang bagus di pasaran sebagai sumber pakan ikan dan ternak.


Menyadari potensi inovasi ini, pemerintah Palopo memasukkan pendekatan ini ke dalam pengajuan untuk Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Nasional, yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan untuk memberikan penghargaan kepada daerah atas pencapaian sanitasi dan kebersihan yang lebih baik. Pada Oktober 2021, Palopo diumumkan sebagai pemenang STBM Award 2021 dengan kategori keberlanjutan.


Inspektur nasional menilai sampel produk yang dihasilkan dengan mendaur ulang limbah organik menggunakan pengolahan biowaste Lalat Tentara Hitam.

Inspektur nasional menilai sampel produk yang dihasilkan dengan mendaur ulang limbah organik menggunakan pengolahan biowaste Lalat Tentara Hitam.

Selama tahun 2022, YBS dan rekan- rekan OMS di Forum Mappacing telah menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan pemahaman warga tentang cara mengolah sampah rumah tangga secara mandiri di lingkungan mereka sekaligus membantu kota menghindari penumpukan sampah dan penimbunan sampah. Selain itu, YBS membentuk forum pengelolaan sampah berbasis masyarakat di tingkat desa dengan dukungan MADANI, dengan anggota yang terdiri dari pemuda, kelompok perempuan, serta tokoh masyarakat dan agama. Melalui Forum Mappacing, YBS juga mampu mempengaruhi Dinas Lingkungan Hidup Kota untuk menyediakan troli sampah yang dapat mengangkut sampah di semua area perumahan dan truk pengangkut ringan untuk mengangkut sampah ke fasilitas yang lebih jauh dan lebih besar. Selanjutnya, di tingkat kecamatan sekarang menerima sampah yang dapat didaur ulang (botol,
kaleng, kardus, dan logam) di titik pengumpulan baru di setiap kantor pemerintah desa.


“Kami berharap dapat berkolaborasi dengan YBS dan mendukung inovasi mereka sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah sampah kota,” kata Andi Muh Asnawi, Kepala Unit Pengelolaan Sampah Kota Palopo.

Karena YBS dan Mappacing terus memperkuat hubungan mereka dengan masyarakat dan pemerintah daerah, kota ini mengakui kontribusi mereka untuk mempromosikan kepentingan dan suara masyarakat lokal dalam inovasi pengelolaan sampah kota. Pada tanggal 14 Juli 2022, Palopo mengeluarkan Surat Edaran Walikota dan Surat Keputusan (SK) Teknis Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo untuk meningkatkan peran masyarakat dalam penanganan masalah sampah kota. OMS mitra MADANI dan forum multi-pemangku kepentingan berkontribusi dalam penyusunan
surat edaran tersebut dengan menyediakan komponen utama dari strategi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.


Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah, yang bertanggung jawab atas pemberdayaan masyarakat sipil di Palopo, berharap partisipasi yang lebih besar dari warga kota setelah pemerintah daerah mereplikasi inovasi di seluruh kelurahan di kota tersebut. Sementara itu, bantuan teknis MADANI telah memperkuat
kapasitas organisasi YBS, sehingga memungkinkan OMS tersebut mengelola Forum Mappacing dengan lebih baik, mendapatkan pendanaan, melanjutkan pekerjaan advokasi, dan memperluas jaringannya dengan media, universitas, dan sektor swasta.

Kontribusi YBS di Palopo adalah contoh bagaimana MADANI dapat membantu meningkatkan legitimasi dan kepemimpinan mitranya serta mempromosikan kepentingan masyarakat dan suara lokal dalam inovasi sektor publik dalam isu-isu seperti pengelolaan sampah kota. Surat edaran dan SK tersebut menunjukkan bahwa pemerintah kota Palopo yang saat ini telah lebih menghargai partisipasi OMS dalam kegiatan pembangunan yang dipimpin oleh masyarakat dan kontribusinya dalam perumusan kebijakan.