BerandaRuang BeritaCerita dari LapanganProfesionalisme OMS Tingkatkan Kredibilitas di Kalangan Pemangku Kepentingan Kesehatan Publik dan Swasta

Profesionalisme OMS Tingkatkan Kredibilitas di Kalangan Pemangku Kepentingan Kesehatan Publik dan Swasta

Jul 20, 2023

Di Kabupaten Malang (Jawa Timur), profesionalisme, antusiasme, dan komitmen Yayasan Paramitra, organisasi masyarakat sipil (OMS) Mitra Utama USAID MADANI, untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak (KIA), telah menarik minat para pemangku kepentingan di tingkat lokal dan nasional.
Staf Paramitra mewawancarai pengunjung Puskesmas sebagai bagian dari survei persepsi warga untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

Staf Paramitra mewawancarai pengunjung Puskesmas sebagai bagian dari survei persepsi warga untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

Malang adalah salah satu kabupaten terbesar di Jawa Timur yang memiliki prevalensi kematian ibu dan bayi serta stunting yang tinggi. Pada tahun 2021, Malang menempati peringkat kelima tertinggi di antara 38 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur dengan 56 angka kematian ibu dan 68 kematian bayi baru lahir. Penyebab utama kematian adalah pendarahan dan eklampsia, tetapi tingginya jumlah kasus semakin diperburuk oleh Sistem rujukan pasien yang tidak efektif, proses administrasi yang panjang, dan kurangnya partisipasi masyarakat juga berkontribusi. Pemerintah Kabupaten Malang memulai program percontohan untuk mengatasi masalah ini pada tahun 2015 di dua desa, tetapi program iniCOVID-19 selama puncak pandemi.

Sistem rujukan pasien yang tidak efektif, proses administrasi yang panjang, dan kurangnya partisipasi masyarakat juga berkontribusi. Pemerintah Kabupaten Malang memulai program percontohan untuk mengatasi masalah ini pada tahun 2015 di dua desa, tetapi program ini hampir tidak menunjukkan kemajuan karena kurangnya partisipasi pemangku kepentingan lokal.

Untuk mengatasi tantangan ini, pada tahun 2020 Paramitra membentuk Simpul Belajar multipihak FORBAIK (Forum Berbagi dan Peduli Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir). Dengan dukungan MADANI, forum ini mempertemukan OPD, akademisi, sektor swasta, jaringan OMS setempat, dan organisasi profesi, dan menetapkan peningkatkan KIA sebagai tujuan utama dengan target mengurangi jumlah kematian di Malang menjadi dibawah 10 kasus per tahun. Pendekatan mereka adalah dengan mengetahui penyebab mendasar secara lebih baik, berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, membangun kapasitas OMS, mendorong pemberian pelayanan kesehatan yang lebih baik, dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

Puskesmas di Desa Turen, salah satu lokasi percontohan MADANI, telah memasang rampa di pintu masuk untuk meningkatkan akses bagi penyandang disabilitas. Ini adalah salah satu cara untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi pengunjung dengan menerapkan standar pelayanan minimal.

Puskesmas di Desa Turen, salah satu lokasi percontohan MADANI, telah memasang rampa di pintu masuk untuk meningkatkan akses bagi penyandang disabilitas. Ini adalah salah satu cara untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi pengunjung dengan menerapkan standar pelayanan minimal.

Untuk mengatasi KIA dan stunting, Paramitra dan Simpul Belajar FORBAIK mulai dengan merevitalisasi program Kementerian Kesehatan Desa Siaga KIBBL (Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir) di dua wilayah percontohan dengan meningkatkan partisipasi dan komunikasi masyarakat dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pada tahun 2021, pemerintah dari dua daerah percontohan, Desa Talangsuko dan Desa Pegedangan, mengeluarkan Surat Keputusan untuk mendukung inisiatif berbasis masyarakat MADANI. Hal ini memungkinkan Paramitra dan FORBAIK melatih kader Desa Siaga dalam mendorong tata kelola pemerintahan yang baik dan melatih anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam musyawarah perencanaan dan pembangunan desa. Sejak itu, dukungan pemerintah terus mendapatkan momentum dengan kedua pemerintah desa menanggung sebagian biaya untuk pertemuan bulanan tim Desa Siaga sebagai bagian dari inisiatif revitalisasi menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2022.

Pada tahun 2022, Paramitra bersama kader Desa Siaga dan Puskesmas membentuk Forum KIA di dua wilayah fokus MADANI. Forum KIA melibatkan relawan kesehatan dan pencegahan stunting, Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) yang didukung oleh OPD setempat untuk membantu desa menata kembali dan mengoordinasikan penanganan KIA dan program stunting mereka dengan lebih baik. Pada tahun 2022, Paramitra dan FORBAIK meluncurkan survei Citizen Report Card (CRC), alat pemantauan berbasis masyarakat untuk mengukur kepuasan pengguna layanan, di masing-masing Puskesmas. Hasinya menunjukkan Puskesmas kurang populer di kalangan pasien, meskipun layanan dan fasilitas memadai. Beberapa alasan diantaranya termasuk kualitas petugas kesehatan, waktu dan biaya perjalanan ke Puskesmas, dan preferensi untuk memilih bidan tradisional. Temuan ini menjadi dasar dari ringkasan kebijakan yang disusun dan disebarluaskan oleh Paramitra, yang berfungsi untuk mendorong Puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan menerapkan standar pelayanan minimal. Mereka misalnya merenovasi kamar mandi dan pintu masuk dengan rampa untuk meningkatkan akses para penyandang disabilitas dan meluncurkan layanan rumah bagi perawatan antenatal, selain penanganan masalah-masalah lainnya.

Paramitra dan FORBAIK kemudian menargetkan revisi peraturan daerah tentang KIA (Perda KIBBL). Pada awal 2023, mereka mengajukan ringkasan kebijakan dan melakukan kerja advokasi untuk mendorong Pemerintah Kabupaten Malang meningkatkan lingkungan yang kondusif bagi OMS dalam isu-isu KIA. Hasilnya, Dinas Kesehatan setempat telah mengalokasikan Rp 200 juta dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2023 yang telah disetujui, untuk memastikan bahwa peraturan yang direvisi diberlakukan dan ditingkatkan – tidak hanya fokus pada KIA tetapi juga kesehatan kaum muda (Perda KIA dan Remaja).
Sejalan dengan advokasi mereka, Paramitra juga mendukung proyek USAID Momentum Private Healthcare Delivery (MPHD) sebagai bagian dari usaha meningkatkan kualitas layanan KIA di antara penyedia layanan kesehatan swasta di Malang. Keahlian teknis Paramitra dalam melakukan CRC menarik perhatian MPHD, yang berupaya menerapkan keterampilan Paramitra untuk mengukur kepuasan pengguna layanan di tiga mitra rumah sakit swasta mereka di Kota Malang.

Pada bulan Oktober 2022, Paramitra dan FORBAIK, bermitra dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan MPHD, meluncurkan survei CRC, mengumpulkan umpan balik pasien tentang layanan KIA, dan mempresentasikan temuan tersebut. Manajemen senior dan dokter dari masing-masing rumah sakit sangat menantikan hasilnya dan merespon hasil temuan itu dengan positif. Penasihat Kebijakan dan Advokasi MPHD, Nuwirman, mengomentari profesionalisme Paramitra: “Mereka sangat direkomendasikan untuk pekerjaan rumit seperti ini. Mereka sangat proaktif, punya administrasi yang baik, terbuka untuk berkolaborasi, dan terlibat dalam semua fase survei dan pengumpulan data.” Selain itu, keberhasilan ini telah menginspirasi Muhammadiyah untuk menerapkan alat pemantauan CRC di rumah sakit mereka di Malang, dan juga kemungkinan untuk mereplikasikannya di cabang rumah sakit mereka di seluruh Indonesia.

Unduh di sini